IMPLEMENTASI MIKROKONTROLER ATMEGA 2560 UNTUK MENDETEKSI KONDISI SUHU PADA KUMBUNG JAMUR

  • Ferly Ardhy Universitas Aisyah Pringsewu
  • Affan Athariq Universitas Aisyah Pringsewu
  • Ockhy Jey Fhiter Wassalam Universitas Aisyah Pringsewu
  • Salman Alfarisi Salimu Universitas Aisyah Pringsewu
Keywords: oyster mushroom, microcontroller, temperature, design and development

Abstract

Fungsi kumbung bertujuan mempermudah petani jamur mengatur kondisi lingkungan agar sesuai dengan syarat hidup jamur, juga untuk mempermudah penanganan budidayanya seperti penyusunan media tanam, akses panen dan pemeliharaan. Kondisi kumbung di atur sesuai habitat asli tumbuh jamur tiram meliputi suhu, kelembaban, dan cahaya. Pada umumnya suhu yang optimal untuk pertumbuhan jamur tiram, dibedakan dalam dua fase ysaitu fase pembentukan miselia yang memerlukan suhu udara berkisar antara 24-29°C dengan kelembaban 90-100% dan fase pembentukan tubuh buah memerlukan suhu udara antara 21-28°C dengan kelembaban 90-95%. Pengendalian temperatur dan kelembaban dalam kumbung jamur dengan cara penyiraman manual secara periodik dirasa kurang efektif. Perkembangan teknologi memberikan potensi untuk menciptakan  alat kendali otomatis untuk mengendalikan temperatur dan kelembaban dalam kumbung jamur. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dirancang sebuah alat kendali untuk mengendalikan temperatur dan kelembaban dalam kumbung jamur secara otomatis berbasis mikrokontroler. Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembang (Research and Development). Research and Development merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Hasil yang terjadi ketika suhu diatas 28°C maka akan meyalakan kipas 2 dan pompa air, ketika suhu rendah dibawah setpoint 25°C maka akan menyalakan kipas 1 dan lampu. Ketika suhu berada pada setpoint kipas 1, kipas 2, pompa air dan lampu tidak bekerja.

Downloads

Download data is not yet available.

References

[1] Daryani, S. Pertumbuhan Jamur Kuping (Auricularia auriculae) dan Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) Dalam Rumah Tanaman Dengan Suhu Terkendali (Skripsi). Institut Pertanian Bogor. Bogor, 1999.

[2] Oei, P., dan B. V. Nieuwenhuijzen. Agrodok 40: Small-Scale Mushroom Cultivation Oyster, Shiitake and Wood ear mushrooms. Agromisa Foundation. Wageningen, 2005, 86 hlm.

[3] Edhiningtyas, D., dan S. T. Utami, Sukses Bersama Jamur Kayu. Kementrian Kehutanan. Jakarta, 2012. 33 hlm.

[4] Widiyastuti, B. 2008. Budidaya Jamur Kompos: Jamur Merang, Jamur Kancing. Jakarta: Penebar Swadaya.
[5] Tesfaw, A., A Tadesse, A., & Kiros, G.. ,Optimization of oyster (Pleurotus ostreatus) mushroom cultivation using locally available substrates and materials in Debre Berhan Ethiopia. Journal of Applied Biology and Biotechnology, 2015. 3(1).

[6] Sugiyono, Metode Penelitia Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2011.

[7] Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009.
Published
2023-04-14
How to Cite
[1]
F. Ardhy, A. Athariq, O. Wassalam, and S. Salimu, “IMPLEMENTASI MIKROKONTROLER ATMEGA 2560 UNTUK MENDETEKSI KONDISI SUHU PADA KUMBUNG JAMUR”, Jurnal Informasi dan Komputer, vol. 11, no. 01, pp. 85-92, Apr. 2023.